Tak tahu, benarkah aku yang sekarang benarkah sikapku ini padanya. 
Entah, sikapku ini suatu usaha untuk btahan atau suatu protes akan sikapnya  yang selama ini menurutnya selalu benar tanpa memikirkan aku perasaanku.
Aku telah kehabisan cara untuk memahaminya. Aku telah menunggu waktu berharap  dirinya pun dapat memahami ku. Aku tak ingin menjadi bebannya beban  pikirannya.
Aku berharap dapat menjadi cahaya hidupnya, aku berharap dapat menjadi pelangi yang  mewarnai hidupnya, aku berharap dapat menjadi embun yang selalu menyejukan hidupnya.
Tapi kenapa dirinya tidak begitu? Apa yang sebenarnya ia pikirkan dan rasakan? Apa? Apa? Apa? Apa? Apa? Apa???
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar