Mengenai Saya

"Aku adalah aku, tidak ada yang bisa menjadi aku, tidak ada yg bisa menyamakan aku"

Kamis, 27 Januari 2011

Selasa, 25 Januari 2011

Sikap dan Kepribadian

      Sikap dan kepribadian merupakan salah satu unsur yang terdapat pada manusia. Keberadaannya kadang terlihat seiring dengan perilaku kesehariannya, namun terkadang sulit juga ditebak. Dua hal ini merupakan masalah psikologi yang kompleks.
     
  Ketika seseorang mengatakan bahwa seorang itu mempunyai kepribadian tinggi kesan yang ditangkap masyarakat dari pernyataan itu tidak hanya menyangkut kepribadian itu sendiri, tapi juga berkenaan dengan sikap, sifat, dan keseluruhan tingkah laku. Singkatnya kalimat itu sering mendapat penafsiran sebagai menunjukkan identitas yang sebenarnya dari seseorang didalam pergaulan dan percakapan sehari-hari tidak jarang kita mendengar dan bahkan menggunakan kata pribadi atau kepribadian yang biasanya dikaitkan dengan pola-pola tingkah laku manusia yang berhubungan dengan norma-norma tentang baik dan buruk.     

   Dengan kata lain, kata pribadi atau kepribadian itu dipakai untuk menunjukkan adanya ciri-ciri khas yang ada pada seseorang hal ini sangat penting karena dengan kita mengetahui pribadi diri sendiri ataupun seseorang kita akan dapat merubah pribadi yang mungkin jelek ataupun bagi orang lain menjaga perasaan seseorang dalam pergaulan.

   Kepribadian dalam sudut pandangan saya bisa terlihat dari tutur bahasanya, pembawaan tingkah lakunya, bahkan mimik wajahnya ketika berbicara. Dan ada yang berpendapat bahwa "buah jatuh tak jauh dari pohonnya" menurut saya ada benar dan tidaknya. Sebab setiap manusia telah terlahir berbeda dengan lainnya. Pembentukan kepribadian berpengaruh pada apa yang diyakininya itu dari yang didengar, dilihat, dan dirasakannya.


Tercatat!

Tercatat dalam kertas sebuah cerita yang abstrak atau memang mungkin akan terjadi. Keyakinan untuk terus menggoreskan tinta-tinta hitam di atas kertas putih itu.

Tercatat secara berurut harapan-harapan yang mungkin akan terjadi keesokan harinya, ini bukan sebuah dongeng penghantar tidur anak kecil atau sebuah skenario untuk perfilman dengan pemain-pemain yang handal.

Tercatat dalam kertas untuk dapat terhindar dari sandiwara kehidupan, dengan itu menulis harapan-harapan yang abstrak untuk menjadi hal yang nyata.

Apa?

Tak tahu, benarkah aku yang sekarang benarkah sikapku ini padanya.
Entah, sikapku ini suatu usaha untuk btahan atau suatu protes akan sikapnya yang selama ini menurutnya selalu benar tanpa memikirkan aku perasaanku.

Aku telah kehabisan cara untuk memahaminya. Aku telah menunggu waktu berharap dirinya pun dapat memahami ku. Aku tak ingin menjadi bebannya beban pikirannya.
Aku berharap dapat menjadi cahaya hidupnya, aku berharap dapat menjadi pelangi yang mewarnai hidupnya, aku berharap dapat menjadi embun yang selalu menyejukan hidupnya.
Tapi kenapa dirinya tidak begitu? Apa yang sebenarnya ia pikirkan dan rasakan? Apa? Apa? Apa? Apa? Apa? Apa???

Tak

Tak bisa ku pungkiri aku senang jika melihat senyum dan tawanya, aku bahagia jika mendengar tangisannya. Hasratku pun menemaniku, ingin segera ku membelaimu dengan curahan kasih sayangku. Tapi itu tak mungkin dapat kurasa kan dan kulakukan sekarang ini. Jika kau datang, semoga kau menjadi keberkahan bagi semuanya-_-

Janji

Disaat seperti ini rasa kehilangan itu datang, yang ada pesan-pesanmu yang terniang-niang selalu. Aku yang menangis didepanmu karenanya atau masalah lain. Kau kan datang membawa tawa. Tapi kau pun kini menghilang, aku tahu ini bukan ingin mu. Kau tak ingin menyakitinya, tapi kau tak ingin kehilanganku yang selalu kau jaga. Dengarlah, aku mencintainya aku kan bertahan dengan kuat akan pesan-pesanmu. Walau janjimu hilang.

penuh tanya

Ternyata hidup yang aku hadapi sekarang penuh sandiwara.
aku bukan seorang aktris yang harus setiap saat siap untuk action.
aku bukan boneka yang setiap saat siap untuk dimainkan.

tolong tunjukan sikap aku harus seperti apa, aku harus berubah seperti apa,

aku cuma manusia biasa yang tak luput dari kesalahan,
aku memang berpikir hidup sebuah permainan tapi bukan panggung sandiwara,
yang ada hanya kebohongan kemunafikan yang bisa membuatku nekat kembali untuk berbuat bodoh,

aku hanya seorang perempuan yang mempunyai peka akan perasaan,
aku akan bertahan sejauh mana Allah swt memberiku kesempatan untuk menjalani hidup,
biarkan Allah swt yang menilai semuanya atas apa yang aku beri dan aku dapat dari semuanya,

Tengah teguran

Ditengah-tengah teguran yang Kau berikan padaku, Kau pun tetap menunjukkan kehidupan orang lain untuk mengingatkan ku betapa masih beruntungnya aku dibandingkan mereka.

Ini hanya kerikil-kerikil kecil bukan batu-batu besar yang menggelinding.
Ini hanya rintik-rintik hujan bukan hujan es yang begitu dingin.
Ini hanya tertusuk duri kecil bukan tertusuk bertubi pedang atau pisau.

Aku manusia biasa yang tak sempurna. Tak luput dari kesalahan, kekhilafan dan dosa. Bisa sedih luka karna cinta dan apapun itu. Air mata pun jatuh mewakili isi hati.

Mungkin salah atau benar hidupku terlalu berdominan memakai keperasaan. Aku pun tetap berusaha untuk sejalan antara akal budi, pikiran dan perasaan.

Tiap detik selalu muhasabah diri. Tetap tak bisa sendiri untuk bangkit kembali-_-

Seperti

Seperti ranting-ranting yg telah rapuh kurang lebih itu lah aku sekarang. Tetap bertahan, tak terlepas dari dahannya agar dedaunan tetap hijau hidup itu pun yg kulakukan tetap berusaha tersenyum didepan semuanya memendam rasa sakit dan menyembunyikn air mata dibalik senyuman itu.

Lihatlah,, betapa senangnya aku melihat diriku sendiri bisa tetap tersenyum berusaha tegar dari apa yg telah dan sedang ku lalui.

Berusaha menberikan senyuman yang tulus bukan senyuman palsu. Karena dengan itu aku bisa bertahan melewati kerikil-kerikil, duri-duri bahkn terjalnya jalan menuju kebahagiaan kemenangan hidupku.